A. SEKILAS MENGENAI DIABETES
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Dapat juga disebabkan adanya gangguan pada fungsi insulin, meskipun jumlahnya normal. Kurangnya produksi atau tidak normalnya fungsi insulin disebabkan kerusakan pada sebagian atau seluruh sel-sel kelenjar pankreas (sel beta) yang menyebabkan gula (dalam bentuk glukosa) yang dikonsumsi tidak dapat diproses secara sempurna. Akibatnya kadar gula dalam darah meningkat.
Seseorang dikatakan menderita diabetes jika kadar glukosa dalam darahnya di atas 120 mg/dl (dalam kondisi berpuasa) dan di atas 200 mg/dl (dua jam setelah makan). Tanda utama seseorang menderita diabetes adalah air seninya mengandung gula. Karena itu, penyakit ini disebut juga kencing manis atau penyakit gula. Penderita diabetes disebut diabetesi.
Mereka yang memiliki resiko tinggi terkena diabetes adalah yang memiliki riwayat keluarga mengidap diabetes. Faktor lain adalah memasuki usia di atas 40 tahun, kegemukan, tekanan darah tinggi, dan pola makan yang salah. Minimnya informasi tentang diabetes serta gejala-gejala yang tidak terlalu "kentara" membuat banyak orang baru menyadari dirinya terserang diabetes saat kondisinya sudah cukup parah.
B. TIPE-TIPE DIABETES
Terdapat dua jenis diabetes, yaitu diabetes mellitus tipe I dan tipe II, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Diabetes Mellitus Tipe I
Biasa terjadi pada anak-anak. Penyebabnya adalah kegagalan sel pankreas memproduksi insulin. Salah satunya karena faktor genetik (keturunan). Penderitanya sangat tergantung pada suplai insulin (insulin dependen). Biasanya insulin diberikan melalui suntikan.
b. Diabetes Mellitus Tipe II
Biasa terjadi pada orang dewasa. Penyebabnya adalah faktor genetik yang didorong gaya hidup sehari-hari. Perlu diketahui, faktor keturunan hanya berperan sekitar 5% pada diabetes tipe ini. Gaya hidup yang tidak sehat merupakan pemicu. Penderita diabetes tipe II tidak tergantung pada suplai insulin (non insulin dependen). Kerusakan pankreas pada diabetes tipe ini hanya terjadi di sebagian kecil sel. Kadar gula darah dapat dikontrol dengan menjaga pola makan, pola pikir, dan berolahraga secara teratur.
C. FAKTOR PENCETUS DAN CARA MENGHINDARINYA
a. Faktor Genetik (Keturunan)
Seseorang memiliki resiko terserang diabetes jika salah satu atau kedua orangtuanya adalah diabetesi. Anak laki-laki memiliki kemungkinan menjadi penderita, sedangkan anak perempuan merupakan pembawa gen dan memiliki kemungkinan mewariskan ke anak-anaknya.
b. Faktor Usia
Orang yang berusia di atas 40 tahun lebih rentan terserang diabetes. Namun tidak menutup kemungkinan orang yang berusia di bawah 40 tahun juga terbebas dari penyakit ini. Menjaga pola makan, pola pikir (menghindari stres), dan rutin berolahraga sejak dini dapat menghindari resiko terserang diabetes pada saat tua.
c. Pola Makan dan Kegemukan
Makan secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama dapat memicu diabetes. Terutama juka asupan kalori berlebihan. Makanan berkalori tinggi dapat mengganggu stimulasi sel-sel beta pankreas dalam mengeluarkan insulin. Asupan lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi juga mendorong munculnya penyakit ini.
Kegemukan dipercaya sebagai salah satu pencetus diabetes. Orang yang mengalami obesitas memilki resiko lebih besar terkena diabetes dibandingkan orang dengan berat badan normal.
d. Stres
Stres dapat memberikan dampak antagonis terhadap fungsi insulin. Para ahli dari Karolinska Institute, Swedia, menemukan korelasi bahwa pria dengan tingkat strs psikologis tinggi memiliki resiko dua kali lipat menderita diabetes tipe II dibandingkan dengan yang tingkat psikologisnya rendah. Namun hubungan antara tingginya stres psikologis dengan diabetes tidak ditemukan pada wanita. Penyebabnya, pria dan wanita cenderung berbeda dalam menghadapi stres. Wanita cenderung terbuka, sedangkan pria cenderung tertutup. Hal ini dapat menjelaskan perbedaan resiko antara pria dan wanita.
e. Jarang Berolahraga
Berolahraga secara teratur dapat mengurangi resiko diabetes. Antara lain karena dapat mencegah kegemukan, salah satu penyebab diabetes tipe II. Bagi diabetesi, olahraga secara teratur berfungsi untuk membantu menormalkan kadar gula darah. Sehingga mengurangi kebutuhan terhadap obat-obatan dan insulin. Beberapa olahraga yang dapat dilakukan adalah senam khusu diabetes, jalan santai, bersepeda, dan berenang.
f. Kehamilan
Diabetes yang muncul saat hamil dapat menimbulkan dampak buruk pada bayi yang dikandung. Terutama jika tidak segera dilakukan pengobatan secara benar. Diabetes bisa muncul hanya selama masa kehamilan atau berlanjut pasca melahirkan. Gejala diabtes pada saat kehamilan mirip dengan gejala pada penderita umumnya. Antara lain sering buang air kecil, sering merasa lapar, haus, dan berat badan turun drastis. gejala lain yang sering muncul adalah bisul, gatal-gatal di kulit dan kemaluan, keputihan, cepat lelah, sering mengantuk dan mudah kesemutan.
g. Rokok dan Minuman Beralkohol
Rokok dan alkohol dapat meningkatkan resiko dibetes tipe II. Zat kimia nornikotin (salah satu zat yang mudah menguap-volatil) yang terdapat pada rokok dapat meningkatkan resiko terkena diabetes. Perokok berat yang menghabiskan lebih dari satu bungkus rokok perhari memilki resiko tiga kali lipat lebih besar terkena diabetes dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Alkohol dapat menyebabkan inflamasi kronis di pankreas (pankreatitis), yang dapat menyebabkan gangguan dalam proses produksi insulin. Pada akhirnya menyebabkan diabetes.
h. Virus dan Bakteri
Virus penyebab diabetes antara lain rubela, mumps, dan human coxackievirua B4. Virus ini dapat menyerang melalui reaksi auto imunitas yang menghilangkan auto imun salam sel beta. Bisa juga melalui infeksi sitolitik dalam sel beta, yang mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. kasus diabetes akibat virus masih belum terdeteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga virus cukup berperan menyebabkan diabetes.
i. Bahan Toksik (Beracun)
Bahan beracun yang dapat merusak sel bata antara lain alloxan, rodentisida, dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Selain itu, sianida yang berasal dari singkong.
D. GEJALA
Beberapa gejala dibates sebagai berikut :
Sering buang air kecil dan dalam jumlah yang banyak (poliuria). Baik siang atau malam hari. Pada malam hari bisa lebih dari 4 kali.
Selalu merasa haus (polidipsia).
Rasa lapar yang berlebihan (polifagia).
Berat badan menurun meskipun nafsu makan tidak terganggu (diabetes tipe II). Terjadi karena otot tidak mendapatkan cukup energi untuk tumbuh.
Mengalami peningkatan berat badan akibat terganggunya metabolisme karbohidrat dan hormon-hormon lain (diabets tipe II).
Mudah lemah dan lesu.
Luka sukar sembuh. Sering terjadi infeksi kulit dan gangguan gatal.
Kesemutan dan mati rasa di sekitar kaki.
Lensa mata berubah, akibatnya kualitas penglihatan menurun.
Impotensi.
Melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg.
E. ANEKA FAKTA TERKAIT DIABETES
a. Tidak Dapat Disembuhkan
Diabetes termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Ada dua cara bijak menghadapi dibetes, yaitu menghindarinya serta bersahabat dengannya jika positif terserang. Menghindari diabetes berarti melakukan tindakan pencegahan agar tidak terserang. Faktor pencetus dan cara menghindarinya sudah dijaleskan di atas.
Bersahabat dengan diabetes, terbukti banyak diabetesi yang dapat hidup normal meskipun menderita penyakit ini. menjaga pola makan, pola pikir, serta melakukan pengobatan baik secara medis maupun tradisional bisa menjaga kualitas hidup diabetesi. Tidak kalah pentingnya adalah bergabung dengan komunitas diabetesi. Selain meningkatkan pengetahuan terkait penyakit, kebersamaan dapat menjadi terapi tersendiri bagi diabetesi.
b. Komplikasi Penyebab Kematian
Komplikasi akibat diabetes terjadi di semua organ dalam tubuh yang dialiri pembuluh darah kecil dan besar. Hampir 50% penyebab kematian terjadi akibat jantung koronor dan 30% akibat gagal ginjal yang disebabkan diabetes. Selain menyebabkan kematian, diabetes juga mengakibatkan kecacatan. Sekitar 30% penderita diabetes mengalami kebutaan akibat komplikasi retinopati. !0% lainnya harus menjalani amputasi tungkai kaki. Komplikasi diabetes bisa dicegah dengan mengendalikan kadar gula darah.
F. DIET MAKAN UNTUK MENGENDALIKAN DIABETES
Diabetesi tetap dapat hidup normal. Syaratnya, harus mengikuti pola hidup sehat, menjalankan saran dokter, dan memeriksakan kadar gula secara teratur dan berkala. Salah satu pola hidup sehat bagi diabetesi adalah menerapkan terapi diet. Ada 3 (tiga) jenis terapi diet yang dapat dilakukan diabetesi sebagai berikut :
1. Diet Rendah Kalori
Berguna untuk menurunkan berat badan diabetesi yang mengalami obesitas. Langkah selajutnya dari det ini adalah diet mempertahankan berat badan.
2. Diet Bebas Gula
Diberikan pada diabetesi lanjut usia yang tidak tergantung insulin.
3. Diet Sistem Penukar
Pola diet dengan menerapkan variasi makanan sehingga diabetesi tidak bosan. Jumlah kalori makanan pengganti sebelumnya telah dihitung. Misalnya pengganti nasi dengan roti atau kentang.
MAKANAN YANG DIANJURKAN :
Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks. Misalnya beras merah, mi, kentang, ubi, talas, singkong, gandum, sagu, sereal, dan roti tawar.
Makanan yang mengandung protein dan rendah lemak. Misalnya ikan, daging ayam tanpa kulit, yoghurt, susu skim, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
Buah-buahan. Misalnya apel, pisang (pisang ambon sebaiknya dibatasi), pepaya, salak, semangka, kedondong, pir, belimbing, jeruk, melon, dan buah naga.
Sayuran dibagi menjadi 2 (dua) golongan sebagai berikut : Sayuran Golongan I : Bebas dikonsumsi karena sangat sedikit mengandung energi, protein dan karbohidrat. Jenisnya antara lain lobak, oyong, tauge, kangkung, terung, selada, jamur segar, kembang kol, labu air, sawi, mentimun, dan tomat. Sayuran Golongan II : Boleh dikonsumsi, tetapi jumlahnya dibatasi 100 gram per hari. jenisnya antara lain daun pakis, daun melinjo, daun singkong, daun pepaya, daun beluntas, katuk, pare, nangka muda, jagung muda, genjer, kacang panjang, wortel, bayam, buncis, labu siam, dan jantung pisang.
MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN :
Makanan yang mengandung banyak gula sederhana. seperti gula pasir, gula aren, sirup, susu kental manis, selai, jeli, permen, cokelat, kue manis, cake, dodol, es krim tinggi gula, soft drink, dan buah-buahan yang diawetkan dengan gula.
Makanan yang mengandung banyak natrium seperti kornet, sarden, abon, telur asin, dendeng, mi instan, dan ikan asin. Aneka bumbu seperti soda kue, ragi, penyedap rasa (mengandung MSG), dan garam dapur.
Makanan yang mengandung banyak lemak seperti fast food, cake, cake, brownies, cokelat, dan gorengan.
Sumber : Solusi Sehat mengatasi Diabetes oleh dr.Prapti Utami